Share This Article
Bahasa / Language
Kisah Inspirasi Bisnis: Bangkit, Jatuh, dan Tangguhnya Mydin – Raksasa Grosir Malaysia
Pendahuluan
Setiap imperium besar dimulai dari langkah kecil.
Bagi Mydin, perjalanannya dimulai pada tahun 1918 di Kota Bharu, Kelantan—pada masa penjajahan dan ketidakpastian ekonomi.
Kini, nama Mydin bergema di seluruh Malaysia, menjadi simbol harga terjangkau, integritas, dan kepercayaan masyarakat.
Ini bukan sekadar kisah membangun jaringan toko.
Inilah Kisah Sukses Bisnis Mydin—sebuah perjalanan penuh rintangan, ketekunan, dan kemenangan.
Kisah ini menceritakan tentang bangkit dari kehancuran, beradaptasi dengan perubahan pasar, dan tetap memegang prinsip saat banyak yang tergelincir.
Semuanya dimulai dari keyakinan terhadap perdagangan yang jujur, yang diwariskan dari generasi ke generasi hingga menjadi salah satu kerajaan bisnis paling dihormati di Malaysia.
Industri ritel di Malaysia telah berubah drastis selama beberapa dekade.
Namun Mydin tetap kokoh, bukan karena menolak perubahan, tapi karena menyambut perubahan tanpa melupakan jati diri.
Awal yang Sederhana
Pada tahun 1918, Gulam Husen Jamal, memulai usaha kecil-kecilan di Kota Bharu.
Dia menjalankan toko kayu yang menjual kebutuhan pokok.
Saat itu, dunia sedang diliputi ketidakstabilan—Perang Dunia Pertama baru saja berakhir.
Namun cobaan terus datang.
Perang Dunia Kedua, depresi ekonomi, dan pendudukan Jepang menghancurkan upayanya.
Tokonya hancur dalam kekacauan perang.
Namun dia tidak menyerah.
Semua dibangun kembali dari nol.
Setiap paku, transaksi, dan pelanggan menguatkan tekadnya.
Dia tidak mengejar pertumbuhan cepat—melainkan konsistensi.
Keuntungan bukanlah tujuan utama, reputasi adalah yang paling penting.
Pelanggan datang bukan hanya untuk barang, tetapi karena keadilan dan pelayanan yang tulus.
Semangat pelayanan inilah yang berkembang menjadi Mydin.
Kisah Sukses Bisnis Mydin dimulai dengan kerendahan hati, tantangan, dan semangat pantang menyerah.
Warisan Keluarga: Estafet yang Dilanjutkan
Tahun 1957 bukan hanya menandai kemerdekaan Malaysia, tapi juga awal babak baru bagi keluarga ini.
Putra Gulam, Mydin Mohamed, mewarisi semangat dan visi ayahnya.
Dengan hanya RM800, dia membuka toko pertamanya di Jalan Tok Hakim, Kota Bharu.
Toko kecil itu menjual mainan, buku agama, dan kebutuhan harian.
Meski tokonya sederhana, aspirasinya tinggi.
Dia menghargai setiap pelanggan.
Setiap penjualan adalah janji akan kualitas dan harga yang terjangkau.
Tanpa AC atau dekorasi mewah, yang menarik pelanggan adalah kepercayaan.
Dari mulut ke mulut, pelanggan setia mulai terbentuk.
Pertumbuhan pun berjalan lambat tapi pasti.
Pertumbuhan berbasis prinsip ini menjadi DNA keluarga Mydin.
Setiap generasi mewarisi bukan hanya aset, tapi juga nilai luhur.
Kisah Sukses Bisnis Mydin dibangun di atas kesinambungan prinsip antar generasi.
Ekspansi dengan Misi Sosial
Kepemimpinan kemudian dilanjutkan oleh Datuk Ameer Ali Mydin, generasi ketiga yang membawa pembaruan.
Dengan latar belakang pendidikan bisnis dan visi modern, ia mentransformasi perusahaan tanpa meninggalkan akar nilai.
Ia memperkenalkan model grosir.
Membangun hypermarket.
Memasukkan teknologi ke dalam operasional bisnis.
Cabang-cabang Mydin berkembang pesat di kota-kota besar seperti Kuala Lumpur, Penang, Johor, Terengganu, hingga Malaysia Timur.
Tujuannya jelas: melayani masyarakat yang terpinggirkan, menyediakan produk berkualitas dengan harga terjangkau, serta mendukung produsen lokal.
Ini bukan hanya bisnis—ini adalah misi sosial.
Mydin menjadi pilihan utama bagi kelompok B40 dan kelas menengah.
Mereka membantu ekonomi lokal dengan mengambil produk dari petani dan pelaku usaha kecil.
Slogan mereka bukan sekadar kata—tetapi komitmen yang dijalankan.
Era keemasan pertumbuhan Mydin ditandai dengan perdagangan yang berbasis nilai dan kemanusiaan.
Fase inilah yang memperkuat Kisah Sukses Bisnis Mydin dalam kesadaran publik.
Kegagalan Besar: Jatuhnya SAM’s Groceria
Tahun 2013 menjadi titik eksperimen besar bagi Mydin.
Mereka meluncurkan SAM’s Groceria, jaringan ritel premium yang ditujukan untuk konsumen kelas atas di perkotaan.
Konsep ini benar-benar berbeda.
Rak dipenuhi produk impor.
Tata letak toko modern dan mewah, bertolak belakang dengan citra Mydin yang sederhana dan terjangkau.
Namun sambutan pasar kurang memuaskan.
Merek Mydin yang sangat erat dengan segmen harga rendah tidak sesuai dengan pendekatan premium ini.
Banyak konsumen kebingungan.
Identitas merek menjadi tidak jelas.
Penjualan tidak memenuhi harapan.
Kerugian terus menumpuk.
Pada tahun 2017, beberapa gerai SAM’s Groceria akhirnya ditutup.
Datuk Ameer tidak berkelit.
Ia mengakui kesalahan itu secara terbuka dan menjadikannya pelajaran berharga.
Bab ini dalam Kisah Sukses Bisnis Mydin menjadi contoh bahwa inovasi harus tetap selaras dengan identitas merek.
Dan keberanian untuk mundur dan memperbaiki strategi adalah bagian penting dari kepemimpinan yang kuat.
Ketahanan dan Kembali ke Akar
Banyak perusahaan mungkin tumbang setelah mengalami kegagalan besar.
Namun tidak dengan Mydin.
Sebaliknya, mereka justru memperkuat strategi untuk kembali pada kekuatan inti mereka.
Langkah restrukturisasi dilakukan secara menyeluruh.
Kerugian dikendalikan.
Fokus kembali diarahkan pada segmen ritel berbasis nilai yang menjadi fondasi awal perusahaan.
Transformasi digital dipercepat.
Mydin meluncurkan platform belanja daring.
Kerja sama dengan e-commerce besar dijalin, memperluas jangkauan ke pasar online.
Proses logistik diperbarui.
Teknologi analitik mulai dimanfaatkan untuk mengelola inventori dan penetapan harga secara efisien.
Efisiensi operasional pun meningkat signifikan.
Tak hanya itu, Mydin juga menjalin kemitraan strategis dengan pemerintah.
Mereka menjadi mitra utama dalam program seperti Jualan Rahmah dan berbagai inisiatif bantuan ekonomi rakyat.
Di saat ekonomi mengalami ketidakpastian dan inflasi meningkat, Mydin menjadi pusat distribusi yang penting bagi masyarakat.
Mereka bukan hanya menjual produk, tetapi memastikan stabilitas harga kebutuhan pokok.
Kembali ke akar bukan berarti mundur.
Justru langkah ini menjadi strategi jangka panjang yang cerdas.
Dengan tetap berpegang pada prinsip dan mengutamakan rakyat, Mydin membangun kembali kekuatan mereknya.
Bagian ini dari Kisah Sukses Bisnis Mydin menunjukkan bahwa ketahanan sejati bukan berarti tidak pernah gagal, melainkan kemampuan untuk bangkit lebih kuat setelah jatuh.
Nilai Lebih Penting daripada Keuntungan
Dalam dunia ritel modern yang kerap didominasi oleh angka dan laba semata, Mydin tampil sebagai pengecualian.
Perusahaan ini tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga menanamkan nilai dan integritas sebagai fondasi utama.
Salah satu prinsip yang paling menonjol adalah kebijakan “anti suap”.
Semua transaksi dilakukan secara transparan.
Budaya kerja Mydin tidak mentolerir korupsi dalam bentuk apa pun.
Hal ini menjadikan Mydin sangat dipercaya oleh para pemasok dan pelanggan.
Mydin juga sangat tegas dalam menerapkan standar halal di seluruh rantai pasokan.
Dari pemilihan produk hingga penyajian di rak-rak toko, kepatuhan halal dijaga dengan ketat.
Kepercayaan konsumen Muslim—yang merupakan basis pelanggan utama mereka—pun terus terjaga.
Yang tak kalah penting, Mydin dikenal karena menjaga harga tetap stabil, terutama saat musim perayaan atau krisis ekonomi.
Sementara banyak pesaing menaikkan harga, Mydin justru menahan harga demi menjaga kesejahteraan konsumen.
Kebijakan ini tidak hanya memperkuat citra perusahaan, tetapi juga membuat mereka sangat dihargai oleh masyarakat bawah dan menengah.
Filosofi Mydin jelas—kepercayaan lebih penting dari margin.
Mereka melihat pelanggan bukan sebagai target penjualan, tetapi sebagai amanah.
Dalam Kisah Sukses Bisnis Mydin, nilai-nilai ini bukan sekadar slogan pemasaran.
Nilai tersebut dihidupkan dalam keputusan operasional sehari-hari.
Di tengah dunia yang penuh dengan strategi branding mahal dan iklan bombastis, Mydin memilih untuk tetap bersahaja.
Keunggulan mereka adalah ketulusan dalam melayani.
Dan itulah yang membuat mereka terus relevan dari generasi ke generasi.
10 Pelajaran Bisnis dari Kisah Sukses Bisnis Mydin
- Mulai dari kecil, tapi bermimpi besar.
Dari hanya RM800, Mydin membuktikan bahwa keterbatasan modal bukan hambatan untuk membangun kerajaan bisnis jika dibarengi dengan visi dan ketekunan. - Kenali pelanggan secara mendalam.
Mydin sukses karena mereka benar-benar memahami kebutuhan dan kemampuan ekonomi konsumen mereka. - Jadikan kegagalan sebagai bahan bakar.
Kegagalan SAM’s Groceria tidak membuat Mydin mundur, justru menjadi pelajaran penting untuk menyusun ulang strategi. - Bangun kepercayaan, bukan hanya transaksi.
Hubungan jangka panjang dibangun melalui kejujuran dan layanan yang tulus, bukan sekadar promosi sesaat. - Ciptakan budaya, bukan sekadar struktur.
Budaya kerja Mydin yang menjunjung tinggi nilai menjadi kekuatan internal yang membuat tim mereka solid dan tahan uji. - Ikuti perkembangan zaman.
Adaptasi digital, e-commerce, dan penggunaan data menjadi bagian dari transformasi Mydin yang tetap menjaga nilai tradisional. - Jangan pernah lupakan akar.
Ketika brand tumbuh, penting untuk tetap ingat kepada siapa kita melayani dan dari mana kita berasal. - Terbuka terhadap masukan.
Mydin tidak menutup telinga terhadap kritik. Mereka merespons dan memperbaiki diri secara terus-menerus. - Layani pasar yang diabaikan.
Fokus Mydin pada komunitas B40 dan daerah luar kota menjadi pembeda yang mengakar kuat di hati rakyat. - Hidupkan nilai setiap hari.
Nilai-nilai tidak boleh hanya menjadi dekorasi di dinding kantor. Mereka harus diwujudkan dalam setiap keputusan dan interaksi.
Penutup dan Refleksi Kisah Sukses Bisnis Mydin
Kisah Sukses Bisnis Mydin bukan hanya sebuah cerita inspiratif.
Ia adalah gambaran nyata tentang bagaimana nilai, dedikasi, dan keberanian dapat membentuk sebuah bisnis yang tidak hanya besar, tetapi juga bermakna.
Mydin menunjukkan kepada kita bahwa keberhasilan sejati bukan sekadar tentang angka dan ekspansi.
Ia adalah tentang dampak. Tentang bagaimana sebuah merek lokal bisa menumbuhkan rasa percaya, memelihara harga yang adil, dan menjadi bagian dari solusi ekonomi rakyat.
Dari warung kecil di sudut Kelantan hingga menjadi jaringan hypermarket nasional, Mydin berdiri sebagai simbol bahwa bisnis yang dibangun dengan hati dan nilai akan selalu menemukan tempat di hati masyarakat.
Bagi para pengusaha muda, kisah ini adalah pelajaran yang tak ternilai.
Tidak ada jalan pintas menuju keberhasilan.
Tapi jika kita konsisten, berani belajar dari kesalahan, dan menempatkan pelanggan sebagai prioritas, maka keberhasilan bukan lagi sekadar kemungkinan, melainkan keniscayaan.
Semoga Kisah Sukses Bisnis Mydin menjadi sumber semangat dan inspirasi bagi siapa saja yang bermimpi membangun bisnis yang bukan hanya menguntungkan, tapi juga memberikan manfaat luas dan memberkahi banyak kehidupan.