Share This Article
Bahasa / Language
Kisah Inspiratif Bisnis: Tan Sri Dato’ Muhammad Ali Hashim – Pelopor Jihad Bisnis dan Wakaf Korporat
Dalam dunia kepemimpinan korporat Malaysia, nama Tan Sri Dato’ Muhammad Ali Hashim sangat dihormati. Ia dikenal karena memelopori falsafah “Jihad Bisnis” dan memperkenalkan model wakaf korporat pertama di Malaysia. Kisah hidupnya adalah kisah visi, etika, dan dampak sosial. Dari awal yang sederhana di Johor hingga kepemimpinan transformatif di Johor Corporation (JCorp), Tan Sri Muhammad Ali meninggalkan warisan yang memadukan kewirausahaan, pembangunan bangsa, dan nilai-nilai Islam.
Artikel Pertama Kami dalam Seri Business Titans Who Inspire
Kami dengan bangga mempersembahkan seri baru, Business Titans Who Inspire, di mana kami menyoroti para pemimpin luar biasa yang perjalanan hidup mereka memberikan pelajaran berharga bagi para wirausahawan, pemilik bisnis, dan calon pemimpin masa depan. Dalam artikel pertama ini, kami dengan bangga menampilkan Tan Sri Dato’ Muhammad Ali Hashim — seorang tokoh visioner yang telah memberikan dampak besar pada dunia bisnis di Malaysia.
Melalui kepemimpinan beliau, pendekatan berbasis nilai, dan komitmen terhadap pembangunan bangsa, Tan Sri Dato’ Muhammad Ali Hashim telah menginspirasi banyak individu untuk mengejar kesuksesan bisnis bukan hanya untuk keuntungan, tetapi juga untuk tujuan yang lebih mulia. Kisah beliau menjadi pembuka yang sempurna untuk seri ini dalam memahami makna sejati menjadi business titan yang mampu menginspirasi orang lain.
Nantikan lebih banyak kisah menarik tentang Business Titans Who Inspire, mulai dari ikon lokal yang dihormati hingga pengusaha kelas dunia.
🌱 Awal Kehidupan dan Perjalanan Kepemimpinan
Lahir pada 19 April 1947 di Mersing, Johor, Tan Sri Muhammad Ali lulus dari Universitas Malaya pada tahun 1969 dalam bidang Ekonomi. Ia kemudian melanjutkan studi di Program Eksekutif Senior Universitas Stanford pada tahun 1985.
Pada tahun 1982, beliau diangkat sebagai CEO JCorp, yang saat itu hanyalah badan pengembangan negara bagian. Dalam 28 tahun kepemimpinannya, JCorp tumbuh menjadi konglomerat dengan lebih dari 280 perusahaan dan mempekerjakan lebih dari 65.000 orang di seluruh Asia dan Eropa.
💡 Memelopori “Jihad Bisnis”: Visi di Luar Keuntungan
Tan Sri Muhammad Ali mengusung konsep “Jihad Bisnis” — bahwa bisnis tidak semata-mata untuk keuntungan, tetapi untuk membangun ummah (komunitas Muslim) dan melayani bangsa. Ia menjadikan nilai-nilai Islam seperti transparansi, integritas, dan keadilan sosial sebagai fondasi bisnis yang berkelanjutan.
Saat Krisis Ekonomi Asia akhir 1990-an, beliau tetap berpegang pada prinsip Islam untuk mempertahankan dan membangun kembali perusahaan. Ini bukan hanya tentang bertahan hidup, tapi tentang ketahanan yang berlandaskan nilai.
🏛️ Membangun Wakaf Korporat Pertama: Waqaf An-Nur Corporation
Pada tahun 2000, beliau mendirikan Waqaf An-Nur Corporation Berhad (WANCorp), lembaga wakaf korporat pertama di Malaysia. Lembaga ini mentransformasi konsep wakaf dengan menggabungkan model bisnis dan amanah sosial. Ini adalah model wakaf korporat pertama di Malaysia.
WANCorp menggunakan hasil usaha untuk mendanai klinik, masjid, pendidikan, dan program sosial lainnya. Di bawah kepemimpinannya, aset WANCorp tumbuh dari RM250 juta pada tahun 2000 menjadi RM575,9 juta pada tahun 2012, membuktikan bahwa tanggung jawab sosial bisa berjalan beriringan dengan kesuksesan finansial.
📚 Pemikiran dan Kepemimpinan Ide
Di luar dunia korporat, Tan Sri Muhammad Ali adalah seorang penulis, pemikir kebijakan, dan Presiden Dewan Perniagaan Islam Malaysia. Beberapa bukunya yang terkenal antara lain:
- Bisnes Satu Cabang Jihad
- Khalifah Ganti Superman
Buku-buku ini terus menginspirasi pengusaha muda di Asia Tenggara.
🏆 Pengakuan dan Warisan
Ia juga pendiri Awqaf Holdings Malaysia Berhad, wakaf korporat pertama yang digerakkan oleh komunitas. Tan Sri Muhammad Ali wafat pada 31 Oktober 2017 di usia 70 tahun. Namun gagasannya terus hidup—dalam setiap model wakaf, dalam setiap pemimpin etis, dan dalam setiap institusi yang berani membangun kapitalisme dengan belas kasih.
🎓 Pelajaran bagi Para Pengusaha
Kisah hidup Tan Sri Muhammad Ali memberikan pelajaran berharga bagi para pengusaha masa kini:
- Laba dengan Tujuan
Kesuksesan bisnis harus memiliki tujuan sosial dan nilai etika. - Nilai Islam dalam Bisnis Modern
Nilai seperti amanah, keadilan, dan keterbukaan adalah kekuatan kompetitif. - Inovasi untuk Ummah
Seperti model wakaf korporat, pengusaha harus mencari cara baru untuk menyatukan keuntungan dan kebaikan. - Ketahanan Berbasis Prinsip
Saat krisis, tetap berpegang pada prinsip dan bangkit dengan lebih kuat. - Ilmu dan Kepemimpinan
Bagikan ilmu dan bangun ekosistem kepemimpinan yang etis. - Institusionalisasi Warisan
Bangun institusi yang dapat meneruskan visi dan kontribusi Anda. - Kepemimpinan sebagai Amanah
Kepemimpinan adalah tanggung jawab besar – pimpin dengan rendah hati dan integritas.
✨ Penutup
Tan Sri Dato’ Muhammad Ali Hashim bukan sekadar tokoh bisnis—beliau adalah reformis visioner, pemimpin yang rendah hati, dan pelopor kapitalisme yang beretika. Kisah hidupnya membuktikan bahwa laba dan tujuan bisa berjalan berdampingan.
Semoga Allah menganugerahkan beliau surga atas segala jasa dan pengabdian beliau kepada ummah dan bangsa. Aamiin.