Share This Article
Bahasa / Language
Bahasa / Language: |
---|
Mari kita coba pahami deskripsi lengkap sales funnel – perjalanan prospek dari tahap mengenal produk hingga membuat keputusan untuk membeli.
Pengenalan
Hai semua! Pernah dengar tentang marketing funnel atau corong pemasaran? Jika belum, jangan khawatir, Anda berada di tempat yang tepat. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan apa itu sales funnel dengan gaya santai dan mudah dipahami. Siapa tahu, mungkin artikel ini bisa menjadi awal perjalanan Anda dalam dunia pemasaran!
Apa Itu Sales Funnel?
Sales funnel adalah analogi yang digunakan untuk menggambarkan perjalanan pelanggan dari awal mengenal produk hingga mereka melakukan pembelian. Bayangkan seperti corong – di bagian atas, banyak orang masuk, tetapi semakin ke bawah, semakin sedikit orang yang tersisa. Dalam konteks pemasaran, sales funnel membantu kita memahami bagaimana menarik perhatian pelanggan dan membawa mereka melalui setiap tahap hingga menjadi pelanggan setia.
Tahap-tahap dalam Sales Funnel
-
Kesadaran (Awareness)
Ini adalah tahap pertama dalam sales funnel. Pada tahap ini, prospek baru mulai menyadari keberadaan produk atau layanan yang kita tawarkan. Mereka baru mengetahui tentang produk, layanan, atau merek kita. Misalnya, mereka baru melihatnya di papan iklan, di rak toko, atau mendengar dari teman atau tetangga, atau melihat iklan di media sosial.
Di sini, tujuan kita adalah memastikan lebih banyak orang mengetahui produk atau layanan kita. Kita bisa menggunakan iklan di media sosial, membuat surat penjualan, menulis blog yang menarik, atau menggunakan SEO untuk menarik perhatian. Jika anggaran memungkinkan, mungkin bisa membuat billboard atau setidaknya memasang spanduk atau poster. Ini adalah langkah pemasaran pertama yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan kesadaran konsumen.
-
Minat (Interest)
Tahap kedua adalah di mana prospek mulai tertarik dengan produk atau layanan kita. Mereka mulai penasaran dan ingin tahu lebih banyak. Mengapa mereka tertarik? Mungkin karena produk kita dapat menyelesaikan masalah mereka, menambah nilai, memenuhi kebutuhan mereka, atau cocok dengan selera mereka.
Pada tahap ini, kita bisa merujuk ke model bisnis, seperti Business Model Canvas: Value Proposition.
Setelah orang menyadari produk kita, langkah berikutnya adalah membuat mereka tertarik. Ini bisa dilakukan dengan menyediakan konten yang informatif dan berguna. Misalnya, kita bisa membuat video demo, mengirim email menarik, atau mengadakan webinar.
Oh ya, jika kita melakukan pemasaran melalui media sosial atau surat penjualan, biasanya tindakan yang diinginkan adalah mereka mengklik untuk menghubungi via WhatsApp, kan? Nah, ketika mereka mulai menghubungi kita, itu tanda prospek sudah tertarik!
-
Pertimbangan (Consideration)
Pada tahap ini, pelanggan mulai membandingkan produk kita dengan produk lain yang ada di pasar. Mereka mungkin melakukan riset tentang produk serupa. Misalnya, di platform seperti Shopee atau Lazada, mereka membaca ulasan orang lain. Apakah produk kita efektif? Apakah layak dibeli? Bagaimana dengan harganya? Apakah ada yang lebih murah?
Oleh karena itu, kita harus memastikan produk kita terlihat lebih menarik. Kita bisa menggunakan ulasan pelanggan, testimoni, atau demo produk untuk meyakinkan mereka. Kita juga perlu menyoroti nilai dari produk kita dibandingkan produk lain. Bisa saja menawarkan harga yang lebih murah, tetapi ini juga terkait erat dengan model bisnis kita dan strategi pemasaran. Selain itu, ada produk yang harganya jauh lebih mahal, tetapi tetap menjadi pilihan.
-
Niat (Intent)
Setelah melalui tahap pertimbangan, prospek mulai menunjukkan niat untuk membeli. Jika pelanggan sudah mulai menunjukkan niat untuk membeli – misalnya, mereka menambahkan produk kita ke keranjang belanja atau mengisi formulir – kita harus segera bertindak.
Tawarkan mereka penawaran khusus atau diskon untuk mendorong mereka menyelesaikan pembelian. Misalnya, di Shopee, ada diskon dari penjual atau pengiriman gratis.
Saat menggunakan WhatsApp, kita juga harus bisa mengenali tanda-tanda niat membeli. Kadang-kadang, pelanggan sudah tidak sabar untuk membeli, dan jika kita memberikan informasi yang tidak perlu, mereka bisa mundur. Ada keseimbangan dalam mengikuti skrip penutupan penjualan.
-
Pembelian (Purchase)
Akhirnya, pelanggan memutuskan untuk membeli produk kita! Pada tahap ini, pastikan proses pembayaran berjalan lancar dan berikan layanan pelanggan yang baik agar mereka merasa puas.
-
Loyalitas (Loyalty)
Setelah pelanggan melakukan pembelian, jangan berhenti di situ. Fokuslah untuk membangun hubungan jangka panjang dengan mereka. Kita bisa membuat program loyalitas, komunikasi rutin, dan dukungan purna jual untuk memastikan mereka menjadi pelanggan setia.
-
Advokasi (Advocacy)
Jika pelanggan puas, mereka mungkin akan menjadi pendukung setia dan mempromosikan produk kita kepada orang lain. Ulasan positif dan rekomendasi pelanggan seperti ini sangat berharga.
Mengapa Sales Funnel Penting?
Sales funnel penting karena:
- Memahami Perilaku Pelanggan: Dengan memahami setiap tahap dalam funnel, kita bisa menyesuaikan strategi pemasaran untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di setiap langkah.
- Mengoptimalkan Sumber Daya: Kita bisa fokus pada tahap dalam funnel yang memerlukan perhatian lebih. Misalnya, jika banyak pelanggan berhenti di tahap awal, kita bisa meningkatkan kesadaran merek.
- Meningkatkan Konversi: Dengan mengoptimalkan setiap tahap, kita dapat meningkatkan tingkat konversi dari prospek menjadi pelanggan setia.
Kesimpulan tentang Deskripsi Lengkap Sales Funnel
Sales funnel adalah alat yang sangat berguna bagi pemasar modern. Dengan memahami dan menggunakan konsep ini, kita dapat menarik lebih banyak pelanggan, meningkatkan penjualan, dan membangun hubungan jangka panjang yang kuat dengan pelanggan. Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah perjalanan bisnis Anda dengan membangun sales funnel hari ini! Semoga artikel “Deskripsi Lengkap Sales Funnel?” ini bermanfaat.
Credit: Image from Freepik